Jengkol atau disebut jering merupakan jenis buah sayur yang sudah sangat populer di Indonesia, karena mempunyai aroma/bau yang khas apabila kita mengkonsumsinya sehingga banyak orang yang membencinya, tapi tidak sedikit pula yang menyukainya.
Ternyata dibalik itu semua jengkol kaya akan karbohidrat, protein, vitamin
A, vitamin B, Vitamin C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid,
glikosida, tanin, dan saponin. Tentunya banyak manfaat dan khasiat kesehatan
bagi tubuh dari zat-zat yang terkandung dalam jengkol tersebut. Tetapi berikut
ini kita hanya membahas mengenai beberapa kandungan utama dari jengkol bagi
kesehatan tubuh.
Sumber
vitamin C. Terdapat kandungan 80 mg pada 100 gram biji jengkol, sedangkan angka
kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90
mg untuk pria dewasa.
Sumber
Protein. Protein yang terkandung dalam jengkol adalah 23,3 g per 100 g
bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal
sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Protein
berfungsi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan mengganti sel-sel tubuh yang
rusak.
Sumber
Zat Besi. Jengkol mengandung zat besi 4,7 g per 100 g. Zat besi
sangat dibutuhkan tubuh, kekurangan zat besi dapat menyebabkan kurang darah
atau anemia.
Sumber
Kalsium. Tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada
umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi
dan mengatur proses biologis dalam tubuh. Kandungan fosfor pada jengkol
(166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta
untuk penyimpanan dan pengeluaran energi.
Penyebab bau pada jengkol disebabkan oleh asam-asam amino yang terkandung
di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang
mengandung unsur Sulfur (Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi
komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen
flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang
terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.
Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat
(jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti
oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam
jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal,
membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH
darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH
kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.
Resiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang
dikonsumsi, melainkan sangat bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang
yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya
jengkolan. Apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat
belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.
Setelah membaca secara menyeluruh artikel di atas maka sudah saatnya
mengkreasikan masakan berbahan jengkol dengan beberapa kreasi resep seperti
Resep Semur Jengkol Santan atau Resep Jengkol Balado Pedas.
Sumber : Risne Oktaviani, Manfaat dan Khasiat Jengkol Untuk Kesehatan
Editor : Farid Nursoba, S,ST (THL-TBPP Wilayah Binaan Desa Banyuresmi)
Sumber Gambar : https://www.google.com/search
Tidak ada komentar:
Posting Komentar