Dalam kegiatan budidaya pertanian sampai saat ini benih merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan terhadap produksi, karena selain menjadi salah
satu faktor penentu yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan menghasilkan,
juga dalam penyediaannya tidak dapat dipandang mudah walaupun aspek lain dalam
budidaya mendukung, tanpa didukung oleh penyediaan benih yang baik, ungggul dan
bermutu sulit dicapai hasil yang optimum.
Benih
padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara khusus dengan tujuan untuk
disemai atau ditabur menjadi pertanaman, benih yang bersertifikasi adalah benih
yang proses produksinya melalui sistem sertifikasi yaitu sistem produksi benih
yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratorium oleh
instansi yang berwenang memenuhi persyaratan standar yang ditentukan.
Pemilihan benih dari
varietas unggul bermutu dalam membudidayakan tanaman padi sangat dianjurkan
khususnya dalam pembudidayaan dengan model pendekataan Pengelolaan Tanaman dan
Sumberdaya secara Terpadu (PTT) Oleh karenanya penggunaan varietas unggul sangat berperan besar pada
perubahan sistem pertanian dari subsisten menjadi usaha tani padi komersial
yang mampu memberikan kontribusi pada peningkatan
produksi berkisar 60 - 65 % jika dikombinasikan dengan teknologi lainnya. Berbagai varietas unggul telah banyak
diintroduksikan di tingkat lapangan, namun dalam pemilihannya harus dipilih
benih unggul yang bermutu, spesifikasi lokalita dan sesuai permintaan pasar.
Perlakuan benih perlu dilakukan
sebelum benih disebar ke pesemaian agar pertumbuhan benih menjadi sehat, kuat
dan seragam sehingga memenuhi kebutuhan per satuan luas tanam dan sasaran
peningkatan produksi dapat tercapai secara optimal.
A. Varietas
Unggul Padi
1. Sejarah
Perkembangan Varietas
Periode sebelum tahun 1970-an
Contoh :
Bengawan, Sigadis, Remaja, Jelita, Sinta dll
Karakteristik umum :
•
Umur
dalam (140 - 155 hari)
•
Postur
tanaman tinggi (145 - 160 cm)
•
Rasa
nasi enak
•
Daya
hasil sedang (3,5 -4,0 ton/ha)
Periode Tahun 1970-1984
§ Peningkatan produktivitas
§ Perbaikan pada rasa dan ketahanan
terhadap hama dan penyakit
§ Contoh : Pelita I-1 dan Pelita I-2
§ Mulai berkembang wereng batang coklat,
banyak varietas tidak tahan terhadap hama tersebut
§ Diperkenalkan : Serayu, Asahan,
Brantas, Citarum, Semeru dan Cisadane
§ Diintroduksi IR64 untuk mengatasi
wereng batang coklat
Periode 1985-2004
§
Didominasi
oleh varietas IR64
§
Laporan
Balitpa (2004) à
IR64 dominan di 12 propinsi sentra produksi padi dengan proporsi mencapai 45,4%
dari luas panen 9,2 juta ha
§
Pada
tahun 2000, ketahanan IR64 terhadap HDB dan wereng hijau telah patah, dan mulai
rentan terhadap wereng coklat
Periode 1985-2004
§ Diperkenalkan varietas tahan terhadap
HDB dan wereng batang coklat, spt
Ciliwung, Barumun, Memberamo, Way Apo Buru, Widas, Ciherang
§ Perbaikan pada potensi hasil, multikarakter
ketahanan (tahan ha-pen, kekeringan, kerebahan, keracunan, defisiensi hara),
umur genjah dan mutu (bentuk dan ukuran gabah, rasa, rupa, aroma
Periode 2004-2008
§ Diperkenalkan 19 VUB : 16 varietas
padi sawah irigasi dan 3 varietas padi rawa (Inpara 1 - 3)
§ Varietas padi sawah : 4 varietas
hibrida (Hipa3 -Hipa6), 6 varietas inbrida (Inpari 1 - Inpari 9), 1 varietas
beras merah (Aek Sibundong), 1 ketan (Ciasem), 1 toleran dataran tinggi
(Sarinah)
Sejak Tahun
2008, nama-nama varietas tidak lagi menggunakan nama-nama sungai melainkan
diganti dengan istilah Inpari, Inpara dan Inpago
Tahun 2009
- Dilepas tiga varietas padi sawah :
Inpari 10, Hipa 7 dan Hipa
Tahun
2010
-
Dilepas
:
Enam VUB padi sawah : Inpari 11,
Inpari 12 , Inpari 13 ( à
kel varietas umur sangat genjah), Hipa 9, Hipa 10 dan Hipa 11
§
Dua
varietas padi rawa : Inpara 4 dan Inpara
5 ( à
toleran rendaman antara 6 - 12 hari pada fase vegetatif)
§
Tiga
varietas padi gogo : Inpago 4, Inpago 5 dan Inpago 6
Tahun
2011
-
Dilepas
:
Enam VUB
padi sawah : Inpari 14, Inpari 15 , Inpari 16, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19,
Inpari 20 dan Inpari 21.
2. Pengertian
Varietas atau Kultivar
a.
Pengertian Varietas
Menurut Pemulia
tanaman, Varietas adalah sekelompok tanaman
dengan karakter unggul
yang stabil, dapatd ibedakan dari
varietas
lain oleh ciri atau sifat khusus, berpenampilan seragam (uniform),
serta telah dilepas secara resmi oleh pemerintah.
Bentuk
varietasàmenunjukkan cara perbanyakan benihnya,
sehingga tersedia benih untuk pertanaman komersial atau ditanam oleh petani
Nama
varietas à
merupakan identitas dari suatu varietas yang dapat digunakan sebagai pembeda
antar varietas
b. Jenis
Varietas Padi
Jenis varietas padi dikenal dengan
peristilahan Varietas Unggul, Varietas Unggul Baru(VUTB), Varietas Unggul Tipe
Baru (VUTB), Varietas Unggul Hibrida (VUH), Inbrida dan Varietas Lokal.
VARIETAS UNGGUL adalah galur hasil pemuliaan dengan
satu atau lebih keunggulan khusus, seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan
penyakit, toleran
terhadap cekaman lingkungan, mutu produk tinggi, dan/atau sifat-sifat unggul
lainnya, serta telah dilepas pemerintah.
Jenis varietas unggul :
1) VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)
Adalah kelompok tanaman padi dengan karakteristik umur antara
100-135 HSS, anakan banyak (> 20
tunas/rumpun), dan bermalai agak lebat (± 150 butir gabah/malai).
Berdasarkan Deskripsi Varietas Padi
yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTahun 2010, dikenal 43
jenis varietas yang kebanyakannya menggunakan nama-nama sungai seperti
Cisadane, Ciliwung, Cisokan, Ciherang dan sebagainya, kecuali Sintanur, dan 13
varietas dengan nama Inpari mulai dari Inpari 1 sampai Inpari 13.
2) VARIETAS UNGGUL TIPE BARU (VUTB)
Adalah kelompok tanaman padi denganpostur
tegap, berdaun lebar dan
berwarna hijau tua, anakan sedikit (< 15 tunas/rumpun), berumur 100-135 HSS,
bermalai lebat (± 250 butir gabah/malai), dan berpotensi hasil lebih dari 8 ton
GKG/ha.
Varietas padi yang termasuk VUTB ini
adalah Cimelati, Gilirang, Ciapus dan
Fatmawati.
3) VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH)
Adalah kelompok tanaman padi yang
terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) dari suatu kombinasi
persilangan dan memiliki karakteristik potensi hasil > 15-20% dari inbrida.
Terdapat 61 Jenis varietas yang
termasuk VUH, diantaranya 11 varietas milik Pemerintah, sisanya Swasta.
Nama kesebelas varietas tersebut
adalah Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, Hipa
5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8 Pioneer, Hipa 9, Hipa 10 dan Hipa 11
4) VARIETAS LOKAL
Adalah varietas yang
telaha da dan
dibudidayakan secara turun-temurun
oleh petani serta menjadi milik
masyarakat dan dikuasai negara.
Beberapa varietas Unggul Lokal yang
terkenal seperti Rojolele, Pandanwangi dsb.
Morneng/Borneng, Salah Satu Varietas Padi Lokal
3. Deskripsi Varietas Padi
Berdasarkan
perkembangan varietas,sejak Tahun 1970 an sampai sekarang di Indonesia telah
beredar 200 Varietas Padi, sebelas (11) varietas adalah milik Pemerintah
sisanya Swasta diantaranya berasal dari Cina dan India.
Guna lebih
mengenal tentang varietas padi tersebut berikut ini disajikan deskripsi
Varietas padi Sawah, Padi Gogo dan padi Rawa Pasang Surut menyangkut tahun pelepasan, umur tanaman,
produksi, berat 1000 butir, rasa nasi dan toleran/ketahanan terhadap hama dan
penyakit sebagaimana tertera pada lampiran 1.
Isu-isu penting tentang padi :
Ø
Perubahan
umur à sangat genjah, ultra genjah
Ø
Toleran
terhadap cekamanabiotikà kekeringan, suhu dingin, rendaman, kegaraman
Ø
Low
input à efisien pada usaha tani
Ø
Beras
fungsional à kaya besi, golden rice (kaya beta
karotene), indeks glikemik rendah
Ø
Perubahanarsitekturà
PTB
4.
Persiapan Benih Padi
Pemilahan
benih padi/seleksi benih untuk disemai
Bahan dan
Alat
Bahan : Padi
Unggul Bersertifikat dan telur ayam
Alat : Air,
Garam dapur, Ember dan Sendok
Cara
kerja :
a. Siapkan ember/wadah yang telah berisi
air, jumlah banyaknya air disesuaikan dengan jumlah benih yang akan digunakan
b. Masukkan garam dapur kedalam air aduk
rata.
c. Masukkan telur mentah pada larutan air
garam tadi.
d. Bila telur mengapung berarti air
tersebut telah memiliki berat jenis lebih tinggi.
e. Kemudian masukan benih ke dalam
larutan tersebut. Benih yang mengambang/ mengapung dibuang.
f. Benih yang tenggelam di bilas terlebih
dahulu agar tidak mengandung larutan garam.
g. Benih yang telah dicuci direndam dalam
air bersih selama 24 jam.Setelah direndam benih di tiriskan selama 48 jam.
h. Benih siap untuk ditaburkan ke
persemaian.
Tujuan pemilahan benih untuk
menghasilkan benih yang bernas sehingga
pertumbuhan tanaman dan tingkat
kemasakan dilapangan lebih merata dan
seragam dengan demikian panen dapat dilakukan sekaligus dan rendemen beras tinggi dan mutu
beras seragam.
B. Penyemaian
Padi
Membuat persemaian merupakan langkah
awal bertanam padi. pembuatan persemaian memerlukan persiapan yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian
akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus
benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang
sehat dan dapat subur dapat tercapai
1. Persiapan
Semai
a.
Bahan
dan Alat
Benih Padi, Cangkul, Bahan Organik, Tali Rapia
b. Penetapan
Lokasi / Tempat Pesemaian
Syarat
Tempat
Lahan rata,
dan mudah untuk memberi dan membuang air, tidak ternaungi dan jauh dari lampu
Luas areal
pesemaian 4 % atau 1/25 dari luas sawah yang akan ditanami
c. Menentukan
Kebutuhan benih
Faktor yang menentukan kebutuhan benih antara lain adalah :
1)
Luas
lahan yang akan ditatami
2)
Sistem
tanam
3)
Jarak
tanam yang digunakan
4)
Jumlah
tanaman per rumpun
5)
Berat
benih per 1000 butir
6)
Daya
Kecambah
7)
Jumlah
benih cadangan (%)
Kebutuhan benih per Ha
Kebutuhan benih untuk penanaman padi
sawah umumnya berkisar antara 25–30 kg/ha, untuk pengembangan Padi Gogo 40
kg/ha dan padi rawa pasang surut sangat dipengaruhi oleh kestabilan lahan.
Umumnya relatif sama kebutuhan benih padi sawah akan tetapi bila 1 bibit/lubang
tanam yang diperlukan sekitar 15 kg / ha.
Kebutuhan benih untuk penanaman dengan
metode SRI adalah 7 kg/ha.
d. Perlakuan
benih
Perlakuan
benih dilakukan dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih
dan pemilihan benih bernas supaya tumbuh cepat, seragam dan sehat serta
perlindungan awal terhadap serangan hama terutama pada stadia bibit.
1) Pematahan
Dormansi
Dormansi
adalah suatu kondisi benih hidup tetapi tidak dapat berkecambah meskipun
dikecambahkan dalam kondisi yang optimum untuk berkecambah. Kondisi dorman biasanya terjadi pada
benih-benih yang baru dipanen.
Cara Pematahan
Dormansi
-
Pemanasan
dalam oven pada suhu 500 C selama 3–5 hari
-
Pemanasan
dalam oven pada suhu 500 C selama 2 haridilanjutkan dengan
perendaman dalam air selama 2 hari.
-
Pemanasan
dalam oven pada suhu 500 C selama 2 hari dilanjutkan perendaman
dalam larutan KNO3murnii selama 2 hari.
-
Perendaman
dalam larutan KNO3 (3 %) atau pupuk KNO3 merah (30 gram KNO3 dalam 1 liter air)
selama 1–2 hari.
Efektivitas metode pematanahan
dormansi ini dipengaruhiantara lain oleh : penyebab dormansi, persistensi
dormansi intensitas dormansi.
2) Melakukan
Pemilahan Benih
Benih dengan
BJ lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan virgor) yang
lenih tinggi, serta pertumbuhan di lapang yang lebih cepat dan seragam.
a)
Pemilahan
benih dengan air
-
Benih
dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan volume 2 kali volume benih,
kemudian diaduk-aduk sebentar.
-
Benih
yang terapung yang mempunyai Bj rendah dipisahkan dari benih lainnya..
-
Benih-benih
yang tenggelam yang akan digunakan dalam pertanaman.
-
Sebelum
semai, benih terlebih dahulu direndam selama 24 jam dan diperam selama 48 jam
b)
Pemilahan
dengan larutan garam Amonium Sulfat (ZA) atau garam Dapur
-
Untuk
mendapatkan benih yang lebih bernas dengan BJ tinggi (BJ 1,11 mg/L) pemilahan
dilakukan dengan memasukan benih ke dalam wadah yang berisi larutan pupuk ZA
dengan konsentrasi 225 gr ZA/liter air atau garam dapur 300 gr garam/liter air
-
Pelaksanaan
di lapangan, indikator yang mudah digunakan mencapai Berat Jenis (BJ 1,11 –
1,13) adalah dengan melihat posisi telur ayam terapung
-
Setelah
pemilahan , benih segera dicuci dengan air bersih dan direndam 24 jam, kemudian
diperam 48 jam maka siaplah untuk ditaburkan/disemai.
c)
Melakukan
Seed Treatment
Seed Treatment dilakukan untuk
memberikan perlindungan awal terhadap benih agar pertanaman di pesemaian
terhindar dari serangan OPT
Daerah-daerah yang ering terserang
hama penggerek Batang, disarankan untuk melaksanakan perlakuan benih dengan pestisida bernahan
aktif Fipronil dengan cara :
Benih direndam dalam air 1 hari,
kemudian ditiriskan dan dicampur dengann Regent 50 SC (bahan aktif Fipronil)
dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuan pestisida ini dapat membantu
dalam pengendalian keong mas.
2.
Cara
Penyemaian
Tempat penyebaran benih berkecambah dapat
dilakukan dengan cara pesemaian basah dan pesemaian kering
1.
Pesemaian
basah
Persiapan
tempat pesemaian dengancara membuat bedengan tanah yang telah diolah sempurna,
dalam hal ini para petani sudah biasa melakukannya. Namun demikian perlu
diperhatikan agar bibit tumbuh tidak terlalu rapat maka perlu areal pesemaian
yang mamadai (4–5 %) agar benih tumbuh tegar.
Pada
saat pembuatan pesemaian, tambahkan sekam padi dengan bahan organik (2 kg bahan
organik), untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memudahkan pencabutan bibit
pada waktu mau dipindah
Cara
membuat pesemaian basah :
a. Buat bedengan dengan lebar 1-1,2 m
sedangkan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Luas persemaian untuk 1
ha adalah 400 m2.
b.
Buat
Selokan diantara bedengan dengan ukuran lebar 30-40 cm yang bertujuan untuk
mempermudah penaburan benih, pencabutan bibit, dan pemeliharaan persemaian.
c.
Tambahkan
2 kg bahan organik untuk setiap 1 M2..
d.
Taburkan
benih benih secara merata diatas bedengan. Kebutuhan benih untuk1 ha 25-30 kg.
e.
Tutup
tipis bedengan dengan bahan organik/Lumpur, kemudian tutup dengan daun pisang
atau terpal untuk menghindari burung/ayam. Setelah 2 hari tutupnya dibuka.
f.
Setelah
berumur 10-15 hari bibit siap untuk
ditanam, karena umur bibit tua 21 hari setelah semai tidak menunjukan pengaruh
nyata terhadap hasil.
g.
Benih
siap untuk ditaburkan ke persemaian.
2.
Pesemaian
kering
Persiapan
pesemaian kering bisa dengan cara dapok, dimana benih disebar di atas plastik
atau bahan lain, dan diari secara teratur. Benih dapat pula ditempatkan baik
pada bok kayu/bok plastik, maupun baki atau besek yang terbuat dari bambu
Menyiapkan
media tumbuh campuran tanah kompos atau abu sekam dengan perbandingan75 %
tanah, 20–25 % kompos dan abu sekam 5–10 % kemudian diaduk hingga merata.
Bagi temen-temen Petani, yang berminat tanam PADI PAK KUMIS, Dengan usia 85-90 hari sudah panen, bentuk gabah, daun, anakkan, rasa sama dengan Chiserang, Berminat bias sms ke 085648645621
BalasHapuspadi pak kumis mudah rebah, bahkan pada musim kemarau sekalipun, pikir kembali kalau mau beli
HapusLAMPIRAN 1 NYA ADA GAK?
BalasHapusLAMPIRAN 1 NYA ADA GAK?
BalasHapus