Nilaparvata
Lugens Stal. atau Hama Wereng Batang Coklat (WBC)
menjadi salah satu hama utama tanaman padi di Indonesia sejak pertengahan tahun
1970-an. Wereng batang coklat mudah berkembang dan beradaptasi pada suasana
lembab oleh karena itu biasanya akan menyerang tanaman padi saat awal musim
hujan atau musim kemarau tetapi ada hujan.
Wereng batang coklat merupakan serangga
dewasa berwarna coklat berukuran 4-5 mm. Keistimewaan wereng coklat adalah
semua stadia wereng coklat (mulai dari nimfa sampai imago) menghisap cairan
jaringan tanaman. Stadia yang paling ganas adalah nimfa instar 3.
Telur wereng coklat biasanya diletakkan
pada jaringan pangkal pelepah daun. Telur diletakkan berkelompok, satu kelompok
telur terdiri dari 3-21 butir. Satu ekor berina wereng coklat mampu meletakkan
telur 100-500 butir. Telur wereng coklat akan menetas setelah 9 hari di daerah
iklim tropis. Setelah menetas nimfa wereng coklat mengalami lima instar, dan
rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan periode nimfa adalah 12-13
hari.
Gejala Serangan Hama Wereng Batang Coklat
Gejala kerusakan akibat wereng coklat
antara lain daun-daun berwarna kuning dan pangkal batang berwarna kehitaman.
Bila serangan parah, tanaman akan mengering seperti terbakar yang mengakibatkan
gagal panen/ Puso.
Peningkatan populasi wereng batang coklat
di pengaruhi oleh:
·
Perubahan iklim global.
·
Penanaman varietas padi yang rentan.
·
Penanaman yang tidak serempak.
·
Pemupukan tidak sesuai kebutuhan tanaman.
·
Penggunaan insektisida yang kurang tepat, baik dari jenis, dosis, waktu dan
cara.
·
Kurang disiplinnya monitoring dan meremehkan wereng batang coklat.
Dampak Kerugian Akibat Serangan Hama
Wereng Coklat.
·
Bila 100 ekor/rumpun nimfa Wereng Batang Coklat selama 3 hari, maka
akan kehilangan hasil mencapai 40%.
·
Bila 200 ekor /rumpun nimfa Wereng Batang Coklat selama 3 hari, maka
akan kehilangan hasil mencapai 70%.
·
Bila 8 ekor /rumpun imago (wereng dewasa) selama 3 hari,
maka akan kehilangan hasil mencapai 30%.
·
Bila 16 ekor /rumpun imago (wereng dewasa) selama 3 hari,
maka akan kehilangan hasil mencapai 60%.
Bagaimana Mengendalikan Hama Wereng Batang
Coklat
·
Pengaturan pola tanam.
Pengaturan pola tanam yang diterapkan
adalah tanam serentak, pergiliran tanaman, dan pergiliran varietas.
Dengan tanam serentak diharapkan tidak
terjadi tumpang tindih generasi hama sehingga populasi hama wereng batang
coklat tidak mempunyai kemampuan untuk berkembang biak secara terus menerus,
memudahkan monitoring dan pengendalian massal bila diperlukan.
Wereng coklat tidak mempunyai inang lain
selain padi. Penanaman secara monokultur padi secara terus menerus menyebabkan
ketersediaannya tanaman inang sepanjang tahun yang memungkinkan berkembangnya
populasi hama wereng batang coklat. Bagi daerah-daerah berpola tanam padi
sepanjang tahun karena alasan seperti drainase, sosial ekonomi dan lain-lain,
hendaknya dilakukan pergiliran varietas tahan untuk menekan dan menghambat
perkembangan biotipe baru.
·
Penggunaan varietas tahan.
Dalam budidaya tanaman padi memilih
varietas padi yang tahan hama wereng coklat, dengan harapan dapat menekan
perkembangan hama wereng batang coklat. Varietas yang dapat digunakan antara
lain: Membramo, Way Apo Buru, Ciherang, Inpari 6, Inpari 13, Inpari Sidenuk,
Inpara 3, Logawa, Mikongga,Cibogo, Cilamaya Muncul, Cibodas.
·
Pemupukan berimbang.
Pemupukan padi yang tidak berimbang akan
memacu perkembangan hama dan penyakit tanaman padi, dan berakibat lain seperti
produksi tanaman padi kurang optimal. Pemupukan yang berimbang yang digunakan
adalah pemupukan berimbang tanaman padi secara spesifik lokasi. Untuk
mengetahui kebutuhan pemupukan secara spesifik lokasi yang tepat diharapkan
berkonsultasi pada petugas penyuluh pertanian yang ada di wilayah masing-masing.
·
Monitoring secara rutin.
Monitoring dilakukan guna mengetahui
kondisi tanaman padi yang dilakukan mulai dari awal tanam sampai panen. Segala
gangguan yang ada di areal tanaman padi akan segera diketahui dan segera
mungkin dapat diambil keputusan untuk mengatasi gangguan tersebut.
Monitoring sebaiknya dilakukan minimal
satu minggu sekali secara rutin. Bila ada gangguan yang belum bisa diatasi
segera konsultasi pada pengamat hama atau penyuluh pertanian di wilayah
setempat untuk mendapatkan rekomendasi dalam mengatasi permasalahan/gangguan
tersebut.
·
Pengendalian hayati.
Beberapa cendawan patogen serangga yang
dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama wereng batang coklat adalah Beauveria
bassiana, Metarrhizium anisopliane, M, flavoviridae, Hirsutella citriformis, Bakteri
Merah Serratia spp.
·
Pengendalian dengan kimiawi/ penggunaan insektisida kimia.
Pengendalian dengan kimiawi dapat
dilakukan apabila dijumpai hama wereng batang coklat 10 ekor/rumpun pada umur
kurang dari 40 hari atau 20 ekor/rumpun pada tanaman berumur lebih dari 40
hari. Insektisida yang dipilih bersifat selektif, efektif dan diizinkan untuk
tanaman padi. Beberapa bahan aktif insektisida yang dapat digunakan adalah
insektisida berbahan aktif amitraz, buprofezin, BPMC, Dinotefuron, fipronil, imidakloprid,
karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propoksur,dan tiametoksam.
Beberapa merek dagang insektisida yang
dapat mengendalikan hama wereng batang coklat yang tersedia dipasaran
diantaranya: Actara 25 WG, Applaud 10 WP, Applaud 100 EC, Applaud 400 F, Avidor
25 WP, Bancol 50 WP, Bancol 4G, Bassa 50 EC, Marshal 5 G, Marshal 200 EC, Karbasin
500 EC, Mipcin 4 G, Mipcin 50 WP, Convidor 200 SL, Convidor 5WP, Dipho 290 AS,
Osin 20 SG, Imidor 50 SL, Regent 50 SC, Spontan 400 SC, dan alin sebagainya.
Untuk penggunaan insektisida yang efektif
dan aman agar memperhatikan anjuran aturan pakai/ dosis sesuai anjuran yang
tertera pada label kemasan produk.
DAFTAR PUSTAKA
- __________, 2015. Verietas Unggul. http://www.litbang.pertanian.go.id/varietas/.
Diakses pada tanggal 11 Februari 2015.
- Aninomous. 2010. Bank Pengetahuan Tanaman
Pangan Indonesia. Bogor. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
- Aninomous. 2007. Pedoman Rekomendasi
Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Padi. Jakarta. Direktorat Perlindungan
Tanaman Direktorat Jendral Bina Produksi Tanaman Pangan.
Editor
: Ika Farida, SP (THL-POPT Kecamatan
Sukahening)
Gambar : Google/search/Image
Tidak ada komentar:
Posting Komentar