Penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang
dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani.Efektivitas
penyuluhan pertanian ditentukan oleh komponen-komponen dalam sistem penyuluhan
pertanian, diantaranya yaitu bagaimana memilih metode penyuluhan
pertanian yang baik..?
Metode yang efektif harus dipilih dan ditetapkan
berdasarkan karakteristik sasaran, sumberdaya yang dimiliki, materi, dan tujuan
yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode
penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh penyuluh
pertanian sehingga metode menjadi efektif. Berkaitan dengan itu, diperlukan
kompetensi menerapkan metode penyuluhan pertanian.Adapun tujuan metode
penyuluhan pertanian adalah untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan pertanian
dengan pemilihan metode yang tepat, sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi sasarannya, dimana penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode
atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasil
guna. Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan
untuk menimbulkan perubahanyang dikehendaki.
Pengertian Metode Penyuluhan Pertanian
Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian
materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani
beserta anggota keluarganya baik secara langsungmaupun tidak langsung agar
mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Umumnya pesan terdiri dari
sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan.Bentuk
perlakuantersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan, dll.Dilain
pihak simbol dapat diartikan kode-kode yang digunakan pada
pesan. Simbol yang mudah diamati dan paling banyak digunakan
yaitu bahasa.
Dengan demikian tujuan pemilihan metode penyuluhan
adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi
beberapa metode yang tepat dan berhasilguna, 2) agar kegiatan penyuluhan
pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki
yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan
berhasilguna.
Prinsip-prinsip
Metode Penyuluhan Pertanian
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai
kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan
dilaksanakan secara konsisten.Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada
pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka
prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1.
Mengerjakan; artinya
kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkinmelibatkan masyarakat untuk
menerapkan sesuatu.
2.
Akibat; artinya
kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3.
Asosiasi; artinya
kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.
Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman
padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan
pengendalian.
Penggolongan Metode PenyuluhanPertanian
Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis metode
penyuluhan pertanian, dilakukan penggolongan antara lain:
1.
Penggolongan
Berdasarkan Teknik komunikasi
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan
pertanian digolongkan menjadi: 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face
communication), contohnya: obrolan
di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani,
demonstrasi karyawisata, dan pameran, dan 2) komunikasi tidak langsung (indirect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster,
siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak
langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media).
2.
Penggolongan
Berdasarkan Jumlah Sasaran
Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode
penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya:
kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2)
pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau
hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan
massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV, pemasangan
poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet,
liptan, brosur).
Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu
berbeda-beda.Demikian pula tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan
kesempatannya juga berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dipilih metode
penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna.
Jenis-jenis Metode Penyuluhan
Pertanian
1.
Anjangsono
Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan
penyuluhan pertanian yang dilakukan secara langsung kepada sasaran.
Kunjungan dapat dilakukan ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani atau ke
rumah berupa pendekatan perorangan.Selain itu, apabila penyuluh melakukan
kunjungan pada kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh
memberikan ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut
pendekatan kelompok.
2.
Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode penyuluhan pertanian yang
dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud
agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau
konkret. Melalui kegiatan demonstrasi sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan, memperagakan cara
kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama.
Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada dua macam
demonstrasi, yaitu 1) demonstrasi cara, dan 2) demonstrasi hasil
Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada 4 tingkatan
demonstrasi, yaitu:
a.
Demonstrasi
plot (demplot); demonstrasi usaha tani perorangan
dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan komoditi
tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan). Luas
lahan yg digunakan 0,1 ha.Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak
swasta yang bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya.
b.
Demonstrasi
farming (demfarm); demonstrasi usaha tani dengan
penerapan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara
kelompok. Luas lahan yang digunakan 1 - 5 ha.
c.
Demonstrasi
area (dem-area); demonstrasi usaha tani gabungan kelompok
dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara
kerja sama antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang
digunakan 25 – 100 ha. Dem-area ini merupakan pola dasar dari model
intensifikasi khusus (INSUS)
d.
Demonstrasi unit (dem-unit); demonstrasi yg dilaksanakan antar
gabungan kelompok tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan
utamanya meliputi, produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasil
pertanian, menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan.
3.
Pameran
Pameran merupakan metode penyuluhan pertanian dengan
pendekatan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya pada
petani tetapi juga orang yang bukan petani.Dalam pameran akan dijumpai berbagai
macam visual aid yang digunakan secara tunggal atau digabungkan.
Tujuan pameran pertanian, yaitu: a) memperlihatkan
fakta, dan memberi informasi kepada pengunjung, b) memperlihatkan suatu cara,
misalnya cara mengetahui benih yang baik, cara memproses bibit dengan kultur
jaringan, c) memajukan usaha, artinya mengajak para pengunjung untuk ikut
melaksanakan atau mencontoh apa yang dilihatnya, dan d) memperkenalkan
hasil-hasil usaha, memperlihatkan hasil yang dicapai dengan kuantitas dan
kualitas yang baik.
4.
Pertemuan
Petani
a.
Temu
Wicara
Pertemuan dan dialog 2 arah antara petani atau kontak
tani dengan pejabat pemerintah dengan bahasan kebijaksanaan pemerintah dalam
pembangunan pertanian dan kehutanan serta ide, gagasan, laporan dan usulan
petani kepada pemerintah.
b.
Temu
Bisnis – Temu Usaha
Seperti halnya temu wicara, temu bisnis, atau temu
usaha adalah pertemuan antara petani atau kontak tani dengan para pengusaha,
baik pengusaha Agroindustri di segmen hulu (pengusaha banih, pupuk, obat dan
alsintan) maupun para pengusaha pengolahan produk primer dan pengusaha di segment
pemasaran.
c.
Temu
Karya – Temu Hasil
Temu karya atau temu hasil adalah pertemuan antara
petani atau kelompok tani dengan petani dan kelompok tani lain untuk saling
tukar menukar informasi ikhwal hasil karya masing-masing petani.
d.
Temu
Lapangan
Temu Lapangan adalah pertemuan antara
petani–nelayan dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang
teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani.
5.
Kursus
Tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi
para petani dalam waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petani.
6.
Mimbar
Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara
wakil para petani beserta keluarganya/KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dengan
pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan
untuk membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal
yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan
petani-nelayan dalam rangka pembangunan pertanian.
Dengan dipahaminya metode penyuluhan pertanian,
sehingga diharapkan proses penyuluhan dapat berjalan sesuai harapan dan
berdasarkan karakteristik sasaran, sumber daya yang dimiliki, materi serta
tujuan yang ingin dicapai.
Daftar Pustaka
Ban,
van den, A.W. dan Hawkins, A.S. 2001. Penyuluhan Pertanian, Kanisius,
Yogyakarta.
Kartasapoetra,
A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto,
T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Padmowihardjo,
S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta.
Samsudin,
U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,Bina Cipta, Bandung.
Editor
:
Farid Nursoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar