Upaya yang telah dilakukan tidak terlepas dari perbaikan teknologi
sapta usaha yang meliputi penggunaan benih bermutu, pengelolaan lahan sebagai
media tumbuh, perbaikan cara bertanam, pemupukan berimbang, pengaturan air yang
baik, pengendalian hama
/ penyakit dan perbaikan cara / pasca
panen.
Semua upaya tersebut di atas
mampu meningkatkan produktivitas atau setidak-tidaknya
mempertahankannya, namun itu semua memerlukan biaya pengeluaran yang terus
bertambah, akibatnya nilai riil pendapatan petani semakin menurun. Tingginya pengeluaran biaya usaha tani
terutama pada pos biaya tenaga kerja dan sarana produksi pertanian, apalagi
pupuk sebagai sarana yang vital dalam usaha tani sudah semakin mahal dan langka
saat dibutuhkan oleh petani.
Upaya mempertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan melalui peningkatan
penggunaan pupuk anorganik bukan hanya menambah beban biaya, tetapi juga
menyebabkan semakin lama daya dukung lahan semakin turun, yang pada akhirnya
lahan tersebut tidak bisa lagi mendukung produksi, bila ini sudah terjadi maka
ancaman kekurangan bahan pangan semakin menghantui umat manusia terutama yang
bahan pangan pokoknya beras. Dengan demikian upaya mempertahankan dan
meningkatkan produksi harus dipadukan dengan upaya mempertahankan kelestarian
daya dukung lahan dalam berproduksi, dengan peribahasa, sekali mendayung dua
tiga pulau terlampaui, satu penerapan teknologi, dua atau
tiga manfaat dapat diraih.
Teknologi yang diterapkan adalah dengan
memperbaiki kondisi tanah melalui penggunaan batuan zeolit. Bahan alami ini mudah diperoleh dengan harga
murah, dan dampaknya terhadap tanah sangat baik, sehingga dapat memperbaiki
kondisi lahan, serta mengefisiensikan pemupukan yang selama ini telah dilakukan
para petani di sentra-sentra produksi padi.
MENGENAL ZEOLIT
Zeolit adalah produk mineral alami dari jenis Clinoptilolite
berbentuk kristal Alumino Silikat terhidrasi dari alkali. Alkali tanah ini
secara alami terdapat dalam bentuk kristal batuan gunung berapi yang terjadi
karena endapan, struktur ikatannya kuat dan kompak dari ion Alumina (AlO4)ˉ5 dan Silika (SiO4)-4 tetrahydra.
Struktur bangunnya terbuka yang mempunyai ruang dengan saluran yang
terhubung satu sama lain dari satu, dua
atau tiga arah (tiga dimensi), netralitas elektronnya dipegaruhi oleh adanya
metalik bermuatan positif dari unsur alkali dan alkali tanah, kation
monovalensi dan divalensi Na+, K+, Ca2+, Ba+
dan Mg+ menempati jaringan
saluran dan ruang yang dikelilingi molekul air, kation-kation logam itu
bersifat labil dan dapat diganti oleh kation lain tanpa merusak struktur dan
dapat menyerap serta melepas air secara reversible.
Bentuk yang khas dari struktur zeolit adalah seperti sarang tawon,
ruang persegi enam yang saling berhubungan satu sama lain dengan diameter
saluran yang sama, hal ini menyebabkan zeolit mempunyai fungsi-fungsi yang
unik. Fungsi utama zeolit antara lain adalah penukar ion yang tinggi (high
ion exchanger), penyerap (adsorption) gas amoniak (NH3), khlorin (Cl) sulfit (SO2), dan logam berat Pb, Hg dll., mengatur reaksi kimia baik mempercepat atau
memperlambat (Catalystic), penyaring molekul ukuran kecil (molecular
sieving), selective preference terhadap K+ dan NH4
+ serta berfungsi dalam
hidrasi / pelepasan air dan dehidrasi/ penyerapan air (hydration dan
dehydration).
Komposisi kimia zeolit terdiri dari struktur rangka Al8
Si40 O96
yang akan terurai pada pH 2 menjadi Al2O3 (14,38 %) dan SiO2 (70,88 %) kandungan unsur
hara K2O (2,44%), CaO (2,62 %), Na2O (0,22 %), MgO (1,42 %), Mn
O2 (0,07 %), TiO2 (0,28 %) dan bahan lain (7,69 %). Kapasitas Tukar Kation (KTK) bervariasi antara 100 – 300 me / 100 gram.
KTK ini lebih dari dua kali lipat KTK liat tipe 2:1 montmorilonit dan
vermikulit yang didapat pada tanah
produktivitas tinggi seperti alluvial dan andosol.
Spesifikasi teknis zeolit berdasarkan analisis laboratorium adalah :
Luas permukaan (47-60 m2 / gram),
gravity (2,4), pore volume (86,26x10-3), pore size
(5-10 Aº ), pH stability (3 – 7), alkali stability (7-10), Temp.
stability (650 º C), hardness (3-4 mohll), compressive strength
(53,23 MPa), Tensile strength (7,37 MAa), Gas adsorp (60 %), water adsorp (70 %), SO2 adsorp (20%), CO2 adsorp (50%), selective preference Cs>Rb>K>NH4>Ba>Na>Ca>Fe>Al>Mg.
EFISIENSI PEMUPUKAN
Efisiensi merupakan hal yang sangat penting dibidang usaha tani terutama
yang menyangkut biaya produksi. Efisiensi dapat diartikan sebagai upaya
mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi hasilnya sehingga pendapatan riil
meningkat. Selama ini yang terjadi adalah biaya produksi terus meningkat untuk
mengimbangi penerapan teknologi, sementara hasil produksi tidak meningkat, atau
meningkat namun tidak mampu mengimbangi biaya tambahan, akibatnya pendapatan
riil menurun.
Penggunaan teknologi pemupukan berimbang guna mempertahankan
produktivitas memerlukan tambahan biaya baik tenaga kerja maupun pembelian
pupuknya, apalagi harga pupuk cukup
mahal dan langka saat dibutuhkan. Penggunaan pupuk buatan yang terus meningkat
tanpa diimbangi konservasi tanah, bukan hanya menambah beban biaya hingga tidak
efisien lagi, tetapi juga merusak sumberdaya lahan, semakin lama mengalami
degradasi sehingga daya dukungnya semakin menurun.
Kerusakan tanah di areal intensifikasi sebagian besar disebabkan
oleh penggunaan pupuk buatan (anorganik) dan bahan kimia sintetis lain yang
penggunaannya berlebihan. Kerusakan ini
berupa pemadatan struktur tanah (tanah
menjadi keras) akibat reaksi tanah yang semakin asam, bahan organik dan hara
mikro terkuras serta jasad renik pupulasinya menurun dan tak mampu lagi mngurai
bahan-bahan yang berguna bagi tanah dan
tanaman.
Efisiensi pemupukan saat ini berdasarkan hasil analisis tanah dan
tanaman adalah berkisar 29 – 45 % untuk
nitrogen (N), 10 – 20 % untuk fosfat (P) dan 30 – 40 % untuk kalium (K). Berdasarkan sifat hara tersebut diatas
sebagian besar unsur N hilang menguap, sedangkan P dan K terikat oleh lapisan
liat tanah menjadi bentuk tidak tersedia. Dengan demikian sebenarnya unsur P
dan K masih dapat ditambang lagi dari dalam ikatan tanah dengan penggunaan ion
exchanger berupa zeolit.
Penggunaan zeolit dalam pemupukan N, P dan K di daerah intensifikasi
dapat menghemat penggunaan pupuk urea, SP-36 dan KCl karena zeolit dapat
melindungi ammonium dan nitrat yang berasal dari urea, sementara P dan K yang
sudah tinggi dalam tanah dapat ditambang / dikeluarkan lagi menjadi bentuk
tersedia bagi tanaman, dengan kata lain penggunaan pupuk Urea, SP-36 dan KCl
dapat dikurangi dosisnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bila ini terjadi akan mengurangi biaya
pemupukan dan dalam jangka panjang tanah akan menjadi sehat kembali,
produktivitas bisa meningkat dalam waktu yang relatif lebih lama.
PEMANFAATAN DAN PENGARUH ZEOLIT PADA TANAH
Zeolit diaplikasikan dalam bentuk tepung atau granul dengan cara
pemanfaatan sebagai soil conditioning yang dapat memperbaiki kondisi
fisik, kimia dan biologi tanah serta sebagai Fertilizer adaptive berupa
substitusi dan suplemen hara. Substitusi dapat diartikan dengan mengurangi
pemakaian pupuk dan diganti sebagian dengan zeolit dalam kadar yang sama dan
diharapkan produksi naik sekitar 3 – 5 %, sedangkan suplemen berupa tambahan
hara dengan harapan produksi naik sekitar 20 %.
Zeolit digunakan pada berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan sepanjang tanaman tersebut membutuhkan pemupukan NPK. Cara
pencampurannya adalah Zeolit + pupuk (Urea/SP-36/KCl) diaduk dan diinapkan 6 –
12 jam agar terjadi pertukaran ion dan adsorpsi sehingga dapat diaplikasikan.
Adapun pengaruh zeolit terhadap sifat-sifat tanah dan pupuk adalah :
1. Menambah kemampuan menyerap unsur hara
2. Mencegah kehilangan NH4+ menjadi NO3- antara 30 % sampai 40 %
3.Selektive preference
terhadap K+, bila saluran dan ruang telah penuh terisi K+, maka akan terlepas
secara slow release.
4. Dapat meningkatkan ketersediaan
fosfat tanah
5. Mengendalikan pelepasan hara mikro seperti Fe, Mn, Zn, Cu,
Co, dari pupuk.
6. Menjerat logam berat seperti Cd,
Pb, Cu, Hg, dan Zn agar tidak ikut dalam proses makanan.
7. Memperbaiki sifat fisik tanah
yang berdampak juga bisa memperbaiki
sifat kimia dan biologi.
Dosis penggunaan zeolit untuk beberapa jenis tanaman adalah sebagai
berikut :
NO.
|
JENIS TANAMAN
|
KEBUTUHAN
/ HEKTAR (Kg)
|
1.
|
Padi sawah, padi gogo, jagung
|
15
– 200
|
2.
|
Sayuran (Kubis, petsai, selada, buncis,
bawang merah, bawang putih, bawang daun, seledri, tomat, cabe, terong
mentimun dan lain-lain)
|
100
–250
|
3.
|
Palawija (Kedelai, Kacang tanah, kacang
merah dll)
|
200
– 300
|
4.
|
Umbi-umbian (Kentang, wortel dll)
|
300
– 400
|
5.
|
Buah-buahan
|
250
– 300
|
6.
|
Perkebunan (Kelapa sawit, Kelapa hibrida,
tebu, cengkeh, kopi, coklat, karet dll)
|
400
- 600
|
Editor : Adis Sulaeman
Sumber : Kirno, Endang. 2005. Zeolit dan Efisiensi Pemupukan. KIPP Indramayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar