I.
Pendahuluan
Pembangunan pertanian di lingkungan pekarangan merupakan salah satu yang
sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Dengan
diberdayakannya lahan pekarangan maka diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa
meningkat.
Optimalisasi
pemanfaatan lahan pekarangan perlu terus diupayakan baik dengan swadaya
masyarakat dan juga atas dasar dukungan dari pemerintah. Hal ini adalah modal
dasar untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
Lahan pekarangan biasanya memiliki luas lahan
terbatas dan mempunyai sifat berbeda dengan kebun atau ladang maka salah satu
potensi yang bisa dikembangkan yaitu jenis tanaman obat. Sebaiknya dipilih yang
penting dan bermanfaat juga harus memperhatikan faktor keindahan serta
memperhatikan kondisi halaman kontur tanah, mudah dibudidayakan tidak menyita
tempat dan bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain.
Faktor
paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan
keindahan, tidak merusak/mengganggu pemandangan juga harus diperhatikan
keberadaan elemen taman lain misalnya pohon peneduh atau tanaman hias lain,
kandang ternak, kolam ikan, jalan setapak dll.
Tanaman
obat keluarga akhir-akhir ini lebih ngetrend dimata masyarakat, pengobatan
modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional.
Menyikapi kecenderungan tanaman obat yang digunakan secara tepat tidak atau
kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern terutama
yang dibuat dari bahan sintesis, obat-obatan tradisional juga lebih tepat untuk
digunakan sebagai pencegah penyakit atau untuk menjaga kesehatan.
II.
Pengelompokan tanaman obat
Pengelompokan tanaman obat dapat dibagi ke
dalam 5 (lima) jenis sebagai berikut:
1.
Tanaman buah
Yaitu
tanaman penghasil buah dan biasa dikonsumsi buahnya namun memiliki khasiat
obat. Misalnya :
a.
Jeruk nipis
Khasiat/manfaat:
stimulan (perangsang), anti demam, mengurangi batuk, mengurangi bau amis
b.
Pepaya
Khasiat/manfaat:
pencernaan terganggu, tidak nafsu makan, sariawan, sakit maag,
c.
Belimbing
Khasiat/manfaat: hipertensi, bisul, malaria, reumatik, saluran
kemih, maag kronis, dan batuk anak.
d.
Jambu batu (merah)
Khasiat/manfaat:
menurunkan hipertensi, mengobati diare, mencegah kanker.
2.
Tanaman sayuran
Yaitu
bahan makanan sumber vitamin dan mineral namun memiliki khasiat obat.
a.
Cabe merah
Khasiat/manfaat:
membantu menyembuhkan bronhitis, influenza, masuk angin, asma, sakit karena
kedinginan
b.
Kangkung
Khasiat/manfaat:
keracunan makanan, kencing berdarah atau bernanah, mimisan, batuk darah, wasir,
sembelit
c.
Seledri
Khasiat/manfaat:
tekanan darah tinggi, bronkhitis, reumatik, penyubur rambut, menurunkan kadar
kolestrol
3.
Tanaman bumbu / rimpang
Yaitu
tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur namun memiliki khasiat obat,
misalnya:
a.
Salam
Khasiat/manfaat:
1)
Stomatik
(menguatkan lambung)
2)
Aromatik
(mengharumkan)
3)
Penyakit
yang dapat diobati diare, maag, kencing manis, mabuk akibat alkohol
b.
Sereh
Khasiat/manfaat:
infeksi pada lambung, usus, saluran kemih, dan luka
c.
Jahe
Khasiat/manfaat:
obat mual, masuk angin, menurunkan tekanan darah (hipertensi)
d.
Kunyit
Khasiat/manfaat:
sakit lambung, asma, usus buntu, reumatik, mengurangi sakit haid
e.
Kencur
Khasiat/manfaat:
sakit kepala, influenza, keseleo, memperlancar haid, batuk.
f.
Lengkuas
Khasiat/manfaat:
anti tumor, anti radang, penyakit kulit
4.
Tanaman hias
Yaitu
tanaman yang bernilai estetika yang biasa digunakan sebagai unsur dekoratif
baik di dalam maupun diluar ruangan namun memiliki khasiat obat, misalnya:
a.
Lidah buaya
Khasiat/manfaat:
untuk kecantikan, penyubur rambut, anti ketombe, obat luka, meningkatkan
gairah.
b.
Zodia
Khasiat/manfaat:
anti nyamuk, menghilangkan bau badan, penambah stamina tubuh
c.
Kacapiring
Khasiat/manfaat:
bunganya untuk peluruh kencing, penenang. Daunnya untuk demam, sakit nafas,
hipertensi
5.
Tanaman lain-lain
Yaitu
tanaman berkhasiat obat selain dari tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman
bumbu dan tanaman hias
a.
Binahong
Khasiat/manfaat:
wasir, sesak nafas, darah rendah, kencing manis, stroke
b.
Meniran
Khasiat/manfaat:
kencing batu, kencing nanah, obat ginjal
c.
Sambiloto
Khasiat/manfaat:
sakit kepala, kanker, diabetes, malaria
d.
Kumis kucing
Khasiat/manfaat:
obat ginjal
e.
Daun sirih
Manfaat/khasiat:
obat batuk, sariawan, keputihan, sakit mata, mimisan
III.
Teknologi Budidaya Toga
1.
Persiapan dan penanaman
-
Tanah
yang akan dipakai sebagai media tanam diolah dengan cangkul atau sekop dan
diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 1-2kg atau dengan
perbandingan 2:1
-
Tanah
dimasukan dalam media polibeg berukuran besar (8-10kg atau 50x50cm) tergantung
tanaman toga yang akan ditanam
-
Pindahkan
bibit tanaman dengan sedikit tanah
-
Penanaman
bisa dilakukan pagi atau sore hari dengan memasukan tanaman sampai batas leher
akar
-
Kemudian
tanah ditekan sekitar batang tanaman
-
Benih
tanaman toga berupa rimpang yang telah disiapkan kemudian ditanam kedalam
polibeg dengan lobang berukuran 5-10cm dan kedalaman 20cm dengan arah mata
tunas menghadap keatas
2.
Pemeliharaan tanaman
-
Apabila
ada rimpang tanaman toga yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka
dilakukan penyulaman.
-
Penyiangan
biasanya dilakukan secara rutin setiap 2-3 minggu sekali
-
Tanaman
toga yang berasal dari rimpang termasuk tanaman tidak tahan air. Oleh sebab itu
pengeringan dan pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar
tanaman terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak membusuk
-
Pemupukan
dilakukan dengan pupuk cair atau pupuk urea yang dilarutkan terlebih dahulu
dengan takaran 1 sendok makan dilarutkan dalam 5 liter air. Sedangkan KCl
diberikan satu kali saja sebagai pupuk dasar. Pemupukan selanjutnya diberikan
setelah tanaman berumur 3-4 bulan dengan pupuk kandang sebanyak 1-2kg.
-
Pada
awal pertumbuhan lakukan penyiraman sebanyak 2 kali sehari yakni pagi dan sore
hari.
3.
Pengendalian hama/penyakit secara organik
Dalam pertanian organik yang tidak
menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah
lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal penanaman untuk
menghindari serangan hamadan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian
Hama Terpadu) yang komponennya sebagai berikut:
a.
Mengusahakan
pertumbuhan makanan yang sehat dengan cara memilih bibit unggul, sehat, bebas
dari hama dan penyakit serta bernas dan cukup umur panen
b.
Memanfaatkan
semaksimal mungkin musuh-musuh alami
c. Menggunakan
varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hamadan penyakit
d. Menggunakan
pengendalian fisik/mekanik secara manual yaitu dengan tenaga manusia
e. Menggunakan
teknik-teknik budaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan
tanman yang saling menunjang.
f.
Menggunakan
fungsida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak
menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada
tanah disamping itu penggunaan bahan pestisida ini dalam keadaan darurat.
4.
Panen
-
Tanaman
toga berasal dari rimpang yang siap dipanen ditandai dengan berakhirnya
pertumbuhan vegetative (peluruhan tanaman), seperti terjadi kelayuan/perubahan
warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman
kelihatan mati) sampai kering.
-
Pemanenan
dilakukan dengan cara membongkar rimpang, selanjutnya rimpang yang telah
dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat.
-
Rimpang
akan ditanam kembali (dibibitkan) jangan dibersihkan dengan air karena akan
mempercepat proses pembusukan sebaiknya dibiarkan kering tanah kemudian
dihampartkan di rak-rak bambu.
Penulis : Farid Nursoba, S.ST
Sumber : Kumpulan Materi PM-PPL Kabupaten Tasikmalaya, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar