Laman

"Wilujeng Sumping Di Website Resmi BP3K Sukahening" "BP3K Sebagai Gerbang Inovasi Teknologi Pertanian""Rempug Jukung Sauyunan Ngawangun Pertanian Sukahening"

Selasa, 15 Desember 2015

Metode Penyuluhan Pertanian



Penyuluhan pertanian merupakan suatu upaya atau proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan petani.Efektivitas penyuluhan pertanian ditentukan oleh komponen-komponen dalam sistem penyuluhan pertanian, diantaranya yaitu  bagaimana  memilih metode penyuluhan pertanian yang baik..?
Metode yang efektif harus dipilih dan ditetapkan berdasarkan karakteristik sasaran, sumberdaya yang dimiliki, materi, dan tujuan yang ingin dicapai. Dalam menerapkan metode penyuluhan pertanian terdapat kaidah-kaidah yang harus diikuti oleh penyuluh pertanian sehingga metode menjadi efektif. Berkaitan dengan itu, diperlukan kompetensi menerapkan metode penyuluhan pertanian.Adapun tujuan metode penyuluhan pertanian adalah untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan pertanian dengan pemilihan metode  yang tepat, sesuai  dengan kebutuhan dan kondisi sasarannya, dimana penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa  metode  yang tepat  dan berhasil  guna. Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk  menimbulkan perubahanyang dikehendaki.


Pengertian Metode Penyuluhan Pertanian
Metode Penyuluhan Pertanian adalah cara penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan pertanian oleh penyuluh pertanian kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsungmaupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru. Umumnya pesan terdiri dari sejumlah simbol dan isi pesan inilah yang memperoleh perlakuan.Bentuk perlakuantersebut memilih, menata, menyederhanakan, menyajikan, dll.Dilain pihak simbol dapat diartikan  kode-kode  yang digunakan  pada pesan.  Simbol yang mudah diamati  dan paling banyak digunakan  yaitu bahasa. 
Dengan demikian tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah: 1) agar penyuluh pertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yang tepat dan berhasilguna, 2) agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki  yaitu perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

Prinsip-prinsip Metode Penyuluhan Pertanian
Prinsip merupakan suatu pernyataan mengenai kebijaksanaan yang dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan dilaksanakan secara konsisten.Mardikanto (1999) menyatakan bahwa merujuk pada pemahaman penyuluhan pertanian sebagai proses pembelajaran, maka prinsip-prinsip dalam penyuluhan pertanian sebagai berikut:
1.     Mengerjakan; artinya kegiatan penyuluhan harus sebanyak mungkinmelibatkan masyarakat untuk menerapkan sesuatu.
2.     Akibat; artinya kegiatan pertanian harus memberikan dampak yang memberi pengaruh baik.
3.     Asosiasi; artinya kegiatan penyuluhan harus saling terkait dengan kegiatan lainnya.  Misalnya apabila seorang petani berjalan di sawahnya kemudian melihat tanaman padinya terserang hama, maka ia akan berupaya untuk melakukan tindakan pengendalian.

Penggolongan Metode PenyuluhanPertanian
Untuk mempermudah mempelajari jenis-jenis metode penyuluhan pertanian, dilakukan penggolongan antara lain:
1.     Penggolongan Berdasarkan Teknik komunikasi
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi: 1) komunikasi langsung (direct communication/face to face communication), contohnya: obrolan di sawah, obrolan di balai desa, obrolan di rumah, telepon/HP, kursus tani, demonstrasi karyawisata, dan pameran, dan 2) komunikasi tidak langsung (indirect communication), contohnya publikasi dalam bentuk cetakan, poster, siaran radio/TV, dan pertunjukan film. Jadi, dalam kegiatan komunikasi tidak langsung, pesan disampaikan melalui perantara (medium atau media).
2.     Penggolongan Berdasarkan Jumlah Sasaran
Berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai, metode penyuluhan pertanian digolongkan menjadi 1) pendekatan perorangan, contohnya: kunjungan rumah, kunjungan usaha tani, surat-menyurat, dan hubungan telepon; 2) pendekatan kelompok, contohnya: diskusi kelompok, demonstrasi (cara atau hasil), karyawisata, temu lapang, temu usaha, dan kursus tani; 3) pendekatan massal, contohnya: pameran, pemutaran film, siaran pedesaan/TV, pemasangan poster, pemasangan spanduk, dan penyebaran bahan bacaan (folder, leaflet, liptan, brosur).

 Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian
Kemampuan seseorang dalam mempelajari sesuatu berbeda-beda.Demikian pula tahap perkembangan mentalnya, keadaan lingkungan dan kesempatannya juga berbeda-beda.  Oleh karena itu, perlu dipilih metode penyuluhan pertanian yang berdaya guna dan berhasil guna. 

Jenis-jenis Metode Penyuluhan Pertanian
1.     Anjangsono
Anjangsono atau kunjungan merupakan kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan secara langsung kepada sasaran.  Kunjungan dapat dilakukan ke tempat sasaran yaitu lahan usaha tani atau ke rumah berupa pendekatan perorangan.Selain itu, apabila penyuluh melakukan kunjungan pada kelompok tani disebut pendekatan kelompok, dan jika penyuluh memberikan ceramah kepada sasaran yang jumlahnya banyak dan heterogen, disebut pendekatan kelompok.


2.     Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode penyuluhan pertanian yang dilakukan dengan cara peragaan. Kegiatan demonstrasi dilakukan dengan maksud agar memperlihatkan suatu inovasi baru kepada sasaran secara nyata atau konkret. Melalui kegiatan demonstrasi sasaran (audience) diajarkan mengenai keterampilan, memperagakan cara kerja teknik-teknik baru termasuk keunggulannya untuk menyempurnakan cara lama.
Dalam penyuluhan pertanian dikenal ada dua macam demonstrasi, yaitu 1) demonstrasi cara, dan 2) demonstrasi hasil
Sedangkan menurut bentuknya dikenal ada 4 tingkatan demonstrasi, yaitu:
a.   Demonstrasi plot (demplot); demonstrasi usaha tani perorangan    dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani kecil dengan komoditi tertentu (tanaman pangan, perkebunan, ternak, ikan, dan penghijauan). Luas lahan yg digunakan 0,1 ha.Pembiayaannya berasal dari pemerintah atau pihak swasta yang bertujuan mempromosikan produk atau teknologinya.

b.   Demonstrasi farming (demfarm); demonstrasi usaha tani dengan  penerapan  teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara kelompok.  Luas lahan yang digunakan 1 - 5 ha.
c.    Demonstrasi area (dem-area); demonstrasi usaha tani gabungan kelompok dengan penerapan teknologi pertanian pada usaha tani yang dilakukan secara kerja sama antara kelompok dalam satu gabungan kelompok. Luas lahan yang digunakan 25 – 100 ha.  Dem-area ini merupakan pola dasar dari model intensifikasi khusus (INSUS)
d.   Demonstrasi unit (dem-unit); demonstrasi yg dilaksanakan  antar gabungan kelompok tani dalam suatu hamparan Wilayah Kerja Penyuluhan. Kegiatan utamanya meliputi, produksi, pengolahan, penguasaan, dan pemasaran hasil pertanian, menuju kepada pembangunan masyarakat perdesaan. 

3.     Pameran
Pameran merupakan metode penyuluhan pertanian dengan pendekatan massal. Sifat pengunjungnya heterogen, tidak terbatas hanya pada petani tetapi juga orang yang bukan petani.Dalam pameran akan dijumpai berbagai macam visual aid yang digunakan secara tunggal atau digabungkan.
Tujuan pameran pertanian, yaitu: a) memperlihatkan fakta, dan memberi informasi kepada pengunjung, b) memperlihatkan suatu cara, misalnya cara mengetahui benih yang baik, cara memproses bibit dengan kultur jaringan, c) memajukan usaha, artinya mengajak para pengunjung untuk ikut melaksanakan atau mencontoh apa yang dilihatnya, dan d) memperkenalkan hasil-hasil usaha, memperlihatkan hasil yang dicapai dengan kuantitas dan kualitas yang baik.

4.     Pertemuan Petani

       a.     Temu Wicara
Pertemuan dan dialog 2 arah antara petani atau kontak tani dengan pejabat pemerintah dengan bahasan kebijaksanaan pemerintah dalam pembangunan pertanian dan kehutanan serta ide, gagasan, laporan dan usulan petani kepada pemerintah.
       b.     Temu Bisnis – Temu Usaha
Seperti halnya temu wicara, temu bisnis, atau temu usaha adalah pertemuan antara petani atau kontak tani dengan para pengusaha, baik pengusaha Agroindustri di segmen hulu (pengusaha banih, pupuk, obat dan alsintan) maupun para pengusaha pengolahan produk primer dan pengusaha di segment pemasaran.
        c.     Temu Karya – Temu Hasil
Temu karya atau temu hasil adalah pertemuan antara petani atau kelompok tani dengan petani dan kelompok tani lain untuk saling tukar menukar informasi ikhwal hasil karya masing-masing petani.
       d.      Temu Lapangan
Temu Lapangan adalah  pertemuan antara petani–nelayan dengan peneliti untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan umpan balik dari petani.


5.     Kursus Tani
Kursus tani adalah kegiatan belajar dan mengajar bagi para petani dalam waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.


6.     Mimbar Sarasehan
Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara wakil para petani beserta keluarganya/KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani-nelayan dalam rangka pembangunan pertanian.
Dengan dipahaminya metode penyuluhan pertanian, sehingga diharapkan proses penyuluhan dapat berjalan sesuai harapan dan berdasarkan karakteristik sasaran, sumber daya yang dimiliki, materi serta tujuan yang ingin dicapai.


Daftar Pustaka

Ban, van den, A.W. dan Hawkins, A.S. 2001. Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta
Mardikanto, T., 1999. Penyuluhan Pembangunan Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Padmowihardjo, S., 2000. Metode Penyuluhan Pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta.
Samsudin, U. 1987. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian,Bina Cipta, Bandung.

Editor     :  Farid Nursoba


Tidak ada komentar:

Posting Komentar