Laman

"Wilujeng Sumping Di Website Resmi BP3K Sukahening" "BP3K Sebagai Gerbang Inovasi Teknologi Pertanian""Rempug Jukung Sauyunan Ngawangun Pertanian Sukahening"

Rabu, 14 Oktober 2015

Pengertian, Sejarah, Varietas Benih Padi dan Pembuatan Persemaian

Dalam kegiatan budidaya pertanian sampai saat ini benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan terhadap produksi, karena selain menjadi salah satu faktor penentu yang harus disiapkan sebagai bahan yang akan menghasilkan, juga dalam penyediaannya tidak dapat dipandang mudah walaupun aspek lain dalam budidaya mendukung, tanpa didukung oleh penyediaan benih yang baik, ungggul dan bermutu sulit dicapai hasil yang optimum.

Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara khusus dengan tujuan untuk disemai atau ditabur menjadi pertanaman, benih yang bersertifikasi adalah benih yang proses produksinya melalui sistem sertifikasi yaitu sistem produksi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian secara laboratorium oleh instansi yang berwenang memenuhi persyaratan standar yang ditentukan.

Pemilihan benih dari varietas unggul bermutu dalam membudidayakan tanaman padi sangat dianjurkan khususnya dalam pembudidayaan dengan model pendekataan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya secara Terpadu (PTT) Oleh karenanya penggunaan varietas unggul sangat berperan besar pada perubahan sistem pertanian dari subsisten menjadi usaha tani padi komersial yang mampu  memberikan kontribusi pada peningkatan produksi berkisar 60 - 65 % jika dikombinasikan dengan teknologi lainnya.  Berbagai varietas unggul telah banyak diintroduksikan di tingkat lapangan, namun dalam pemilihannya harus dipilih benih unggul yang bermutu, spesifikasi lokalita dan sesuai permintaan pasar.
Perlakuan benih perlu dilakukan sebelum benih disebar ke pesemaian agar pertumbuhan benih menjadi sehat, kuat dan seragam sehingga memenuhi kebutuhan per satuan luas tanam dan sasaran peningkatan produksi dapat tercapai secara optimal.

A.     Varietas Unggul Padi
1.   Sejarah Perkembangan Varietas
Periode  sebelum tahun 1970-an
Contoh : Bengawan, Sigadis, Remaja, Jelita, Sinta dll
Karakteristik umum :
     Umur dalam (140 - 155 hari)
     Postur tanaman tinggi (145 - 160 cm)
     Rasa nasi enak
     Daya hasil sedang (3,5 -4,0 ton/ha)

Periode Tahun 1970-1984
§  Peningkatan produktivitas
§  Perbaikan pada rasa dan ketahanan terhadap hama dan penyakit
§  Contoh : Pelita I-1 dan Pelita I-2
§  Mulai berkembang wereng batang coklat, banyak varietas tidak tahan terhadap hama tersebut
§  Diperkenalkan : Serayu, Asahan, Brantas, Citarum, Semeru dan Cisadane
§  Diintroduksi IR64 untuk mengatasi wereng batang coklat

Periode  1985-2004
§  Didominasi oleh varietas IR64
§  Laporan Balitpa (2004) à IR64 dominan di 12 propinsi sentra produksi padi dengan proporsi mencapai 45,4% dari luas panen 9,2 juta ha
§  Pada tahun 2000, ketahanan IR64 terhadap HDB dan wereng hijau telah patah, dan mulai rentan terhadap wereng coklat

Periode  1985-2004
§  Diperkenalkan varietas tahan terhadap HDB dan wereng  batang coklat, spt Ciliwung, Barumun, Memberamo, Way Apo Buru, Widas, Ciherang
§  Perbaikan pada potensi hasil, multikarakter ketahanan (tahan ha-pen, kekeringan, kerebahan, keracunan, defisiensi hara), umur genjah dan mutu (bentuk dan ukuran gabah, rasa, rupa, aroma

Periode  2004-2008
§  Diperkenalkan 19 VUB : 16 varietas padi sawah irigasi dan 3 varietas padi rawa (Inpara 1 - 3)
§  Varietas padi sawah : 4 varietas hibrida (Hipa3 -Hipa6), 6 varietas inbrida (Inpari 1 - Inpari 9), 1 varietas beras merah (Aek Sibundong), 1 ketan (Ciasem), 1 toleran dataran tinggi (Sarinah)
Sejak Tahun 2008, nama-nama varietas tidak lagi menggunakan nama-nama sungai melainkan diganti dengan istilah Inpari, Inpara dan Inpago

Tahun 2009
-     Dilepas  tiga varietas padi sawah :
Inpari 10, Hipa 7 dan Hipa

Tahun 2010
-    Dilepas :
Enam VUB padi sawah : Inpari 11, Inpari 12 , Inpari 13 ( à kel varietas umur sangat genjah), Hipa 9, Hipa 10 dan Hipa 11
§  Dua varietas padi rawa :  Inpara 4 dan Inpara 5 ( à toleran rendaman antara 6 - 12 hari pada fase vegetatif)
§  Tiga varietas padi gogo : Inpago 4, Inpago 5 dan Inpago 6

Tahun 2011
-    Dilepas :
Enam VUB padi sawah : Inpari 14, Inpari 15 , Inpari 16, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20 dan Inpari 21.

2.   Pengertian Varietas atau Kultivar
a.   Pengertian Varietas
Menurut Pemulia tanaman, Varietas adalah sekelompok tanaman dengan karakter unggul yang stabil, dapatd ibedakan dari varietas lain oleh ciri atau sifat khusus, berpenampilan seragam (uniform), serta telah dilepas secara resmi oleh pemerintah.
Bentuk varietasàmenunjukkan cara perbanyakan benihnya, sehingga tersedia benih untuk pertanaman komersial atau ditanam oleh petani
Nama varietas à merupakan identitas dari suatu varietas yang dapat digunakan sebagai pembeda antar varietas

b.   Jenis Varietas Padi
Jenis varietas padi dikenal dengan peristilahan Varietas Unggul, Varietas Unggul Baru(VUTB), Varietas Unggul Tipe Baru (VUTB), Varietas Unggul Hibrida (VUH), Inbrida dan Varietas Lokal.
VARIETAS UNGGUL adalah galur hasil pemuliaan dengan satu atau lebih keunggulan khusus, seperti potensi hasil tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, toleran terhadap cekaman lingkungan, mutu produk tinggi, dan/atau sifat-sifat unggul lainnya, serta telah dilepas pemerintah.
Jenis varietas unggul :
1)  VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)
Adalah kelompok tanaman padi dengan karakteristik umur antara 100-135  HSS, anakan banyak (> 20 tunas/rumpun), dan bermalai agak lebat (± 150 butir gabah/malai).
Berdasarkan Deskripsi Varietas Padi yang dikeluarkan oleh Balai Besar Penelitian Tanaman PadiTahun 2010, dikenal 43 jenis varietas yang kebanyakannya menggunakan nama-nama sungai seperti Cisadane, Ciliwung, Cisokan, Ciherang dan sebagainya, kecuali Sintanur, dan 13 varietas dengan nama Inpari mulai dari Inpari 1 sampai Inpari 13.

2)  VARIETAS UNGGUL TIPE BARU (VUTB)
Adalah kelompok tanaman padi denganpostur tegap, berdaun lebar dan berwarna hijau tua, anakan sedikit (< 15 tunas/rumpun), berumur 100-135 HSS, bermalai lebat (± 250 butir gabah/malai), dan berpotensi hasil lebih dari 8 ton GKG/ha.
Varietas padi yang termasuk VUTB ini adalah Cimelati, Gilirang, Ciapus dan Fatmawati.

3)  VARIETAS UNGGUL HIBRIDA (VUH)
Adalah kelompok tanaman padi yang terbentuk dari individu-individu generasi pertama (F1) dari suatu kombinasi persilangan dan memiliki karakteristik potensi hasil > 15-20% dari inbrida.
Terdapat 61 Jenis varietas yang termasuk VUH, diantaranya 11 varietas milik Pemerintah, sisanya Swasta.
Nama kesebelas varietas tersebut adalah Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8 Pioneer, Hipa 9, Hipa 10 dan Hipa 11

4)  VARIETAS LOKAL
Adalah varietas yang telaha da dan dibudidayakan secara turun-temurun oleh petani serta menjadi milik masyarakat dan dikuasai negara.
Beberapa varietas Unggul Lokal yang terkenal seperti Rojolele, Pandanwangi dsb.

Morneng/Borneng, Salah Satu Varietas Padi Lokal

3.   Deskripsi  Varietas Padi
Berdasarkan perkembangan varietas,sejak Tahun 1970 an sampai sekarang di Indonesia telah beredar 200 Varietas Padi, sebelas (11) varietas adalah milik Pemerintah sisanya Swasta diantaranya berasal dari Cina dan India.
Guna lebih mengenal tentang varietas padi tersebut berikut ini disajikan deskripsi Varietas padi Sawah, Padi Gogo dan padi Rawa Pasang Surut  menyangkut tahun pelepasan, umur tanaman, produksi, berat 1000 butir, rasa nasi dan toleran/ketahanan terhadap hama dan penyakit sebagaimana tertera pada lampiran 1.

Isu-isu penting tentang padi :
Ø Perubahan umur  à sangat genjah, ultra genjah
Ø Toleran terhadap cekamanabiotikà kekeringan, suhu dingin, rendaman, kegaraman
Ø Low input à efisien pada usaha tani
Ø Beras fungsional à kaya besi, golden rice (kaya beta karotene), indeks glikemik rendah
Ø Perubahanarsitekturà PTB

4.   Persiapan Benih Padi
Pemilahan benih padi/seleksi benih untuk disemai
Bahan dan Alat
Bahan   :  Padi Unggul Bersertifikat dan telur ayam
Alat       :  Air, Garam dapur, Ember dan Sendok 
Cara kerja :
a.    Siapkan ember/wadah yang telah berisi air, jumlah banyaknya air disesuaikan dengan jumlah benih yang akan digunakan
b.    Masukkan garam dapur kedalam air aduk rata.
c.    Masukkan telur mentah pada larutan air garam tadi.
d.    Bila telur mengapung berarti air tersebut telah memiliki berat jenis lebih tinggi.
e.    Kemudian masukan benih ke dalam larutan tersebut. Benih yang mengambang/ mengapung dibuang.
f.     Benih yang tenggelam di bilas terlebih dahulu agar tidak mengandung larutan garam.
g.    Benih yang telah dicuci direndam dalam air bersih selama 24 jam.Setelah direndam benih di tiriskan selama 48 jam.
h.    Benih siap untuk ditaburkan ke persemaian.
Tujuan pemilahan benih untuk menghasilkan benih yang bernas  sehingga pertumbuhan tanaman  dan tingkat kemasakan dilapangan lebih merata  dan seragam  dengan demikian  panen dapat dilakukan  sekaligus dan rendemen beras tinggi dan mutu beras seragam.


B.     Penyemaian Padi
Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. pembuatan persemaian memerlukan persiapan  yang sebaik-baiknya, sebab benih di persemaian akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh karena itu persemaian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk mendapatkan bibit padi yang sehat dan dapat subur dapat tercapai
1.   Persiapan Semai
a.   Bahan dan Alat
        Benih Padi, Cangkul, Bahan Organik, Tali Rapia

b.  Penetapan Lokasi / Tempat Pesemaian
Syarat Tempat
Lahan rata, dan mudah untuk memberi dan membuang air, tidak ternaungi dan jauh dari lampu
Luas areal pesemaian 4 % atau 1/25 dari luas sawah yang akan ditanami

c.   Menentukan Kebutuhan benih
Faktor yang menentukan kebutuhan  benih antara lain adalah :
1)    Luas lahan yang akan ditatami
2)    Sistem tanam
3)    Jarak tanam yang digunakan
4)    Jumlah tanaman per rumpun
5)    Berat benih per 1000 butir
6)    Daya Kecambah
7)    Jumlah benih cadangan (%)
Kebutuhan benih per Ha
Kebutuhan benih untuk penanaman padi sawah umumnya berkisar antara 25–30 kg/ha, untuk pengembangan Padi Gogo 40 kg/ha dan padi rawa pasang surut sangat dipengaruhi oleh kestabilan lahan. Umumnya relatif sama kebutuhan benih padi sawah akan tetapi bila 1 bibit/lubang tanam yang diperlukan sekitar 15 kg / ha.
Kebutuhan benih untuk penanaman dengan metode SRI adalah 7 kg/ha.

d.  Perlakuan benih
Perlakuan benih dilakukan dilakukan dengan tujuan untuk mematahkan masa dormansi benih dan pemilihan benih bernas supaya tumbuh cepat, seragam dan sehat serta perlindungan awal terhadap serangan hama terutama pada stadia bibit.
1)    Pematahan Dormansi
Dormansi adalah suatu kondisi benih hidup tetapi tidak dapat berkecambah meskipun dikecambahkan dalam kondisi yang optimum untuk berkecambah.  Kondisi dorman biasanya terjadi pada benih-benih yang baru dipanen.
Cara Pematahan Dormansi
-       Pemanasan dalam oven pada suhu 500 C selama 3–5 hari
-       Pemanasan dalam oven pada suhu 500 C selama 2 haridilanjutkan dengan perendaman dalam air selama 2 hari.
-       Pemanasan dalam oven pada suhu 500 C selama 2 hari dilanjutkan perendaman dalam larutan KNO3murnii selama 2 hari.
-       Perendaman dalam larutan KNO3 (3 %) atau pupuk KNO3 merah (30 gram KNO3 dalam 1 liter air) selama 1–2 hari.
Efektivitas metode pematanahan dormansi ini dipengaruhiantara lain oleh : penyebab dormansi, persistensi dormansi intensitas dormansi.

2)    Melakukan Pemilahan Benih
Benih dengan BJ lebih tinggi, mempunyai mutu fisiologis (daya kecambah dan virgor) yang lenih tinggi, serta pertumbuhan di lapang yang lebih cepat dan seragam.
a)    Pemilahan benih dengan air
-     Benih dimasukkan ke dalam wadah yang berisi air dengan volume 2 kali volume benih, kemudian diaduk-aduk sebentar.
-     Benih yang terapung yang mempunyai Bj rendah dipisahkan dari benih lainnya..
-     Benih-benih yang tenggelam yang akan digunakan dalam pertanaman.
-     Sebelum semai, benih terlebih dahulu direndam selama 24 jam dan diperam selama 48 jam
b)    Pemilahan dengan larutan garam Amonium Sulfat (ZA) atau garam Dapur
-     Untuk mendapatkan benih yang lebih bernas dengan BJ tinggi (BJ 1,11 mg/L) pemilahan dilakukan dengan memasukan benih ke dalam wadah yang berisi larutan pupuk ZA dengan konsentrasi 225 gr ZA/liter air atau garam dapur 300 gr garam/liter air
-     Pelaksanaan di lapangan, indikator yang mudah digunakan mencapai Berat Jenis (BJ 1,11 – 1,13) adalah dengan melihat posisi telur ayam terapung
-     Setelah pemilahan , benih segera dicuci dengan air bersih dan direndam 24 jam, kemudian diperam 48 jam maka siaplah untuk ditaburkan/disemai.

c)    Melakukan Seed Treatment
Seed Treatment dilakukan untuk memberikan perlindungan awal terhadap benih agar pertanaman di pesemaian terhindar dari serangan OPT
Daerah-daerah yang ering terserang hama penggerek Batang, disarankan untuk melaksanakan  perlakuan benih dengan pestisida bernahan aktif Fipronil dengan cara :
Benih direndam dalam air 1 hari, kemudian ditiriskan dan dicampur dengann Regent 50 SC (bahan aktif Fipronil) dosis 12,5 cc/kg benih sebelum diperam. Perlakuan pestisida ini dapat membantu dalam pengendalian keong mas.
2.      Cara Penyemaian
Tempat penyebaran benih berkecambah dapat dilakukan dengan cara pesemaian basah dan pesemaian kering
1.   Pesemaian basah
Persiapan tempat pesemaian dengancara membuat bedengan tanah yang telah diolah sempurna, dalam hal ini para petani sudah biasa melakukannya. Namun demikian perlu diperhatikan agar bibit tumbuh tidak terlalu rapat maka perlu areal pesemaian yang mamadai (4–5 %) agar benih tumbuh tegar.
Pada saat pembuatan pesemaian, tambahkan sekam padi dengan bahan organik (2 kg bahan organik), untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memudahkan pencabutan bibit pada waktu mau dipindah

Cara membuat pesemaian basah :
a.      Buat bedengan dengan lebar 1-1,2 m sedangkan panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan. Luas persemaian untuk 1 ha adalah 400 m2.
b.      Buat Selokan diantara bedengan dengan ukuran lebar 30-40 cm yang bertujuan untuk mempermudah penaburan benih, pencabutan bibit, dan pemeliharaan persemaian.
c.      Tambahkan 2 kg bahan organik untuk  setiap 1 M2..
d.      Taburkan benih benih secara merata diatas bedengan. Kebutuhan benih untuk1 ha 25-30 kg.
e.      Tutup tipis bedengan dengan bahan organik/Lumpur, kemudian tutup dengan daun pisang atau terpal untuk menghindari burung/ayam. Setelah 2 hari tutupnya dibuka.
f.       Setelah berumur  10-15 hari bibit siap untuk ditanam, karena umur bibit tua 21 hari setelah semai tidak menunjukan pengaruh nyata terhadap hasil.
g.      Benih siap untuk ditaburkan ke persemaian.

2.   Pesemaian kering
Persiapan pesemaian kering bisa dengan cara dapok, dimana benih disebar di atas plastik atau bahan lain, dan diari secara teratur. Benih dapat pula ditempatkan baik pada bok kayu/bok plastik, maupun baki atau besek yang terbuat dari bambu
Menyiapkan media tumbuh campuran tanah kompos atau abu sekam dengan perbandingan75 % tanah, 20–25 % kompos dan abu sekam 5–10 % kemudian diaduk hingga merata.


editor : Farid Nursoba, S.ST

4 komentar:

  1. Bagi temen-temen Petani, yang berminat tanam PADI PAK KUMIS, Dengan usia 85-90 hari sudah panen, bentuk gabah, daun, anakkan, rasa sama dengan Chiserang, Berminat bias sms ke 085648645621

    BalasHapus
    Balasan
    1. padi pak kumis mudah rebah, bahkan pada musim kemarau sekalipun, pikir kembali kalau mau beli

      Hapus