Laman

"Wilujeng Sumping Di Website Resmi BP3K Sukahening" "BP3K Sebagai Gerbang Inovasi Teknologi Pertanian""Rempug Jukung Sauyunan Ngawangun Pertanian Sukahening"

Senin, 21 September 2015

Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi


PENGGEREK BATANG  (STEM BORER)
         Di Indonesia diketahui ada 5 (lima) jenis hama penggerek batang  yang sering menyerang tanaman padi yaitu :
§  Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Walker)
§  Penggerek Batang Padi  Putih (S. innotata Walker)
§  Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo suppressalis Walker)
§  Penggerek Batang Padi  Merah jambu (Sesamia inferens Walker)

Tabel. 1.  Ekobiologi Hama Penggerek Batang       
Nama Penggerek
Telur/
kelompok
(butir)
Inkubasi telur (hari)
Masa ulat (hari)
Masa pupa
(hari)
Cyklus hidup (hari)
PB padi kuning

(S. incertulas)

50-150
4-5
18-42
8-14
35-63
PB padi putih

(S.innotata)

150-250
4-9
19-30
6-9
39-46
PB kepala hitam

(C.polychrysus)

50-100
4-7
23-36
4-8
31-51
PB merah jambu

(S.inferens)

100-160
4-9
31-38
5-12
45-57
PB padi bergaris

(C.suppressalis)

20-200
4-10
30-40
5-10
39-60
Hama penggerek batang termasuk hama paling penting pada tanaman padi, dapat menyerang tanaman mulai dari fase vegetataif maupun generatif. Penyerangan di awal pertumbuhan tanaman (fase vegetatif) dapat menyebabkan pucuk tanaman padi menjadi kering dan mati karena batangnya digerek oleh ulat (larva) dari hama ini dari bagian dalam batang. Serangan hama penggerek batang pada fase ini secara umum oleh petani dikenal dengan Hama Sundep. Larva dari hama ini hidup di bagian dalam dari batang sehingga pengendalian dengan insektisida yang bersifat kontak kurang efektif. Oleh karena itu pengendalian di fase awal yaitu pada saat serangga (imago)  hama ini meletakkan kelompok telurnya di permukaan pelepah daun akan lebih efektif atau dapat juga digunakan insektisida sistemik seperti dengan insektisida berbahan aktif carbofurant.


 Serangan hama penggerek batang pada fase generatif dikenal dengan nama Hama Beluk. Bila serangan pada fase ini cukup berat dapat menyebabkan gagal panen karena tanaman yang terserang sundep malainya mati dan kering. Dengan demikian  maka peggerek batang  adalah hama  :
§  Merupakan hama penting karena  tingkat   kerusakan yang ditimbulkannya dapat  menurunkan hasil secara significant.
§  Keberadaan hama dpt dilihat dari  adanya    ngengat   di pertanaman dan larva di dalam     batang.
§  Kerusakan terjadi akibat larva merusak   sistem    pembuluh tanaman di dalam batang, melubangi batang tanaman padi dan menghisap cairan pada tanaman padi.
§  Menyerang tanaman sejak di pembibitan hingga   pembentukan malai.



Pengendalian Penggerek Batang
a.  Pada Daerah Serangan Endemik
 1).  Pengaturan Pola Tanam
§  Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
§  Pergiliran varietas (gilvar).
§  Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
§  Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi.
§  15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama.
§  dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya. 
2).  Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
§  Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman.
§  Fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati.
§  Pemasangan lampu perangkap untuk PBPP.
3).  Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma japonicum : dosis 20 pias/ha  (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman).
4). Pengendalian Secara Kimiawi
§  Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep
§  Insektisida butiran di persemaian dilakukan 3 hari sebelum tanam atau 5 hari sebelum tanam gunakan isektisida garanule (carbofuran).
§  Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Furadan), Carbosulfan (Marshal), dosis 20 kg insektisida granule/ha
§  Disemprot dengan insektisida berbahan aktif : Dimehipo (Dipho), Bensultap (Spontan), Amitraz (Mitac), Fipronil (Regent), Kiorantraniliprol + Tiametoksam (Virtako), Klorantraniliprol (Prepaton).

Editor : Ika Farida SP, (THL-POPT Kecamatan Sukahening) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar