Laman

"Wilujeng Sumping Di Website Resmi BP3K Sukahening" "BP3K Sebagai Gerbang Inovasi Teknologi Pertanian""Rempug Jukung Sauyunan Ngawangun Pertanian Sukahening"

Minggu, 14 Juni 2015

Kenali Pewarna Tambahan Pada Makanan


Selama bulan Ramadhan kebutuhan akan makanan atau minuman yang manis-manis akan meningkat, biasanya untuk dimakan/diminum pada saat berbuka puasa ataupun sahur. Agar lebih praktis, biasanya ibu-ibu lebih memilih membeli daripada membuat sendiri tanpa memperhatikan keamanan makanan tersebut bagi kesehatan.
Di tingkat penjual, untuk menarik minat pembeli biasanya makanan atau minuman tersebut disajikan pula dengan aneka warna yang menarik, yang diluar kesadaran kita kadang-kadang makanan/minuman tersebut mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang berdampak negatif pada kesehatan kita.



Makanan olahan seperti agar-agar, kue lapis, sirup, kue, permen, minuman suplemen, dan es krim cenderung mengandung kadar pewarna tambahan (aditif) yang tinggi. Pewarna tambahan, baik alami maupun buatan, digunakan dalam industri makanan karena berbagai alasan, di antaranya untuk:

ü  mengimbangi pemudaran warna karena paparan cahaya, udara, perubahan suhu dan kelembaban
ü  memperbaiki variasi warna
ü  menguatkan warna yang terjadi secara alami
ü  mewarnai bahan makanan yang tak berwarna
ü  membuat makanan lebih menarik sehingga mengundang selera

Beberapa studi ilmiah telah mengaitkan penggunaan pewarna buatan dengan hiperaktivitas pada anak-anak. Hiperaktivitas adalah suatu kondisi di mana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan mengontrol perilaku mereka.
Pada bulan November 2007, sebuah hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal medis terkemuka Lancet mengungkapkan bahwa beberapa zat pewarna makanan meningkatkan tingkat hiperaktivitas anak-anak usia 3-9 tahun. Anak-anak yang mengkonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan  itu selama bertahun-tahun lebih berisiko menunjukkan tanda-tanda hiperaktif. Selain risiko hiperaktif, sekelompok sangat kecil dari populasi anak (sekitar 0,1%) juga mengalami efek samping lain seperti: ruam, mual, asma, pusing dan pingsan.
Berikut adalah beberapa jenis pewarna buatan yang populer dan efek samping yang ditimbulkan:
ü  Tartrazine (E102 atau Yellow 5)
Tartrazine adalah pewarna kuning yang banyak digunakan dalam makanan dan obat-obatan. Selain berpotensi meningkatkan hiperaktivitas anak, pada sekitar 1- 10 dari sepuluh ribu orang ,tartrazine menimbulkan efek samping langsung seperti urtikaria (ruam kulit),rinitis (hidung meler), asma, purpura (kulit lebam) dan anafilaksis sistemik (shock). Intoleransi ini tampaknya lebih umum pada penderita asma atau orang yang sensitif terhadap aspirin.


ü  Sunset Yellow (E110, Orange Yellow S atauYellow 6)
Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan. Untuk sekelompok kecil individu, konsumsi pewarna aditif ini dapat menimbulkan urtikaria, rinitis, alergi, hiperaktivitas, sakit perut, mual, dan muntah.
Yellow.


ü  Ponceau 4R (E124 atau SX Purple)
Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Selain berpotensi memicu hiperaktivitas pada anak, Ponceau 4R dianggap karsinogenik (penyebab kanker). Pewarna aditif ini juga dapat meningkatkan serapan aluminium sehingga melebihi batas toleransi.

ü  Allura Red (E129)
Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Allura Red sudah dilarang di banyak negara lain, termasuk Belgia, Perancis, Jerman, Swedia, Austria dan Norwegia.
Sebuah studi menunjukkan bahwa reaksi hipersensitivitas terjadi pada 15% orang yang mengkonsumsi Allura Red. Dalam studi itu, 52 peserta yang telah menderita gatal-gatal atau ruam kulit selama empat minggu atau lebih diikutkan dalam program diet yang sama sekali tidak mengandung Allura Red dan makanan lain yang diketahui dapat menyebabkan ruam atau gatal-gatal. Setelah tiga minggu tidak ada gejala, para peserta kembali diberi makanan yang mengandung Allura Reddan dimonitor. Dari pengujian itu, 15% kembali menunjukkan gejala ruam atau gatal-gatal.

ü  Quinoline Yellow (E104)
Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Zat ini sudah dilarang di banyak negara termasuk Australia, Amerika, Jepang dan Norwegia karena dianggap meningkatkan risiko hiperaktivitas dan serangan asma

Sumber                      :               http://majalahkesehatan.com/bahaya-efek-samping-pewarna-buatan/
Editor                         :               Farid Nursoba, S.ST (THL-TBPP Desa Banyuresmi)
Sumber Gambar         :              https://www.google.com/search?q=makanan+mengandung+pewarna+buatan&client


Tidak ada komentar:

Posting Komentar