Laman

"Wilujeng Sumping Di Website Resmi BP3K Sukahening" "BP3K Sebagai Gerbang Inovasi Teknologi Pertanian""Rempug Jukung Sauyunan Ngawangun Pertanian Sukahening"

Jumat, 17 April 2015

Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

                        I.          Pendahuluan
               
        Pembangunan pertanian di lingkungan pekarangan merupakan salah satu yang sangat penting dalam upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih. Dengan diberdayakannya lahan pekarangan maka diharapkan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.
          Optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan perlu terus diupayakan baik dengan swadaya masyarakat dan juga atas dasar dukungan dari pemerintah. Hal ini adalah modal dasar untuk mencapai sasaran yang diharapkan.
 Lahan pekarangan biasanya memiliki luas lahan terbatas dan mempunyai sifat berbeda dengan kebun atau ladang maka salah satu potensi yang bisa dikembangkan yaitu jenis tanaman obat. Sebaiknya dipilih yang penting dan bermanfaat juga harus memperhatikan faktor keindahan serta memperhatikan kondisi halaman kontur tanah, mudah dibudidayakan tidak menyita tempat dan bentuk serta adanya pohon atau bangunan lain.
         Faktor paling penting dalam mengatur lahan untuk tanaman obat adalah memperhatikan keindahan, tidak merusak/mengganggu pemandangan juga harus diperhatikan keberadaan elemen taman lain misalnya pohon peneduh atau tanaman hias lain, kandang ternak, kolam ikan, jalan setapak dll.
           Tanaman obat keluarga akhir-akhir ini lebih ngetrend dimata masyarakat, pengobatan modern cenderung kembali ke tanaman obat yang digunakan secara tradisional. Menyikapi kecenderungan tanaman obat yang digunakan secara tepat tidak atau kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat-obatan modern terutama yang dibuat dari bahan sintesis, obat-obatan tradisional juga lebih tepat untuk digunakan sebagai pencegah penyakit atau untuk menjaga kesehatan.


                  II.          Pengelompokan tanaman obat


Pengelompokan tanaman obat dapat dibagi ke dalam 5 (lima) jenis sebagai berikut:
1.       Tanaman buah
Yaitu tanaman penghasil buah dan biasa dikonsumsi buahnya namun memiliki khasiat obat. Misalnya :
a.       Jeruk nipis
Khasiat/manfaat: stimulan (perangsang), anti demam, mengurangi batuk, mengurangi bau amis
b.      Pepaya
Khasiat/manfaat: pencernaan terganggu, tidak nafsu makan, sariawan, sakit maag,
c.       Belimbing
Khasiat/manfaat:  hipertensi, bisul, malaria, reumatik, saluran kemih, maag kronis, dan batuk anak.
d.      Jambu batu (merah)
Khasiat/manfaat: menurunkan hipertensi, mengobati diare, mencegah kanker.

2.       Tanaman sayuran
Yaitu bahan makanan sumber vitamin dan mineral namun memiliki khasiat obat.
a.       Cabe merah
Khasiat/manfaat: membantu menyembuhkan bronhitis, influenza, masuk angin, asma, sakit karena kedinginan
b.      Kangkung
Khasiat/manfaat: keracunan makanan, kencing berdarah atau bernanah, mimisan, batuk darah, wasir, sembelit
c.       Seledri
Khasiat/manfaat: tekanan darah tinggi, bronkhitis, reumatik, penyubur rambut, menurunkan kadar kolestrol

3.       Tanaman bumbu / rimpang
Yaitu tanaman yang biasa digunakan sebagai bumbu dapur namun memiliki khasiat obat, misalnya:
a.       Salam
Khasiat/manfaat:
1)      Stomatik (menguatkan lambung)
2)      Aromatik (mengharumkan)
3)      Penyakit yang dapat diobati diare, maag, kencing manis, mabuk akibat alkohol
b.      Sereh
Khasiat/manfaat: infeksi pada lambung, usus, saluran kemih, dan luka
c.       Jahe
Khasiat/manfaat: obat mual, masuk angin, menurunkan tekanan darah (hipertensi)
d.      Kunyit
Khasiat/manfaat: sakit lambung, asma, usus buntu, reumatik, mengurangi sakit haid
e.      Kencur
Khasiat/manfaat: sakit kepala, influenza, keseleo, memperlancar haid, batuk.
f.        Lengkuas
Khasiat/manfaat: anti tumor, anti radang, penyakit kulit

4.       Tanaman hias
Yaitu tanaman yang bernilai estetika yang biasa digunakan sebagai unsur dekoratif baik di dalam maupun diluar ruangan namun memiliki khasiat obat, misalnya:
a.       Lidah buaya
Khasiat/manfaat: untuk kecantikan, penyubur rambut, anti ketombe, obat luka, meningkatkan gairah.
b.      Zodia
Khasiat/manfaat: anti nyamuk, menghilangkan bau badan, penambah stamina tubuh
c.       Kacapiring
Khasiat/manfaat: bunganya untuk peluruh kencing, penenang. Daunnya untuk demam, sakit nafas, hipertensi

5.       Tanaman lain-lain
Yaitu tanaman berkhasiat obat selain dari tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman bumbu dan tanaman hias
a.       Binahong
Khasiat/manfaat: wasir, sesak nafas, darah rendah, kencing manis, stroke
b.      Meniran
Khasiat/manfaat: kencing batu, kencing nanah, obat ginjal
c.       Sambiloto
Khasiat/manfaat: sakit kepala, kanker, diabetes, malaria
d.      Kumis kucing
Khasiat/manfaat: obat ginjal
e.      Daun sirih
Manfaat/khasiat: obat batuk, sariawan, keputihan, sakit mata, mimisan



                     III.          Teknologi Budidaya Toga

1.       Persiapan dan penanaman
-          Tanah yang akan dipakai sebagai media tanam diolah dengan cangkul atau sekop dan diberi pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 1-2kg atau dengan perbandingan 2:1
-          Tanah dimasukan dalam media polibeg berukuran besar (8-10kg atau 50x50cm) tergantung tanaman toga yang akan ditanam
-          Pindahkan bibit tanaman dengan sedikit tanah
-          Penanaman bisa dilakukan pagi atau sore hari dengan memasukan tanaman sampai batas leher akar
-          Kemudian tanah ditekan sekitar batang tanaman
-          Benih tanaman toga berupa rimpang yang telah disiapkan kemudian ditanam kedalam polibeg dengan lobang berukuran 5-10cm dan kedalaman 20cm dengan arah mata tunas menghadap keatas


2.       Pemeliharaan tanaman
-          Apabila ada rimpang tanaman toga yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya buruk, maka dilakukan penyulaman.
-          Penyiangan biasanya dilakukan secara rutin setiap 2-3 minggu sekali
-          Tanaman toga yang berasal dari rimpang termasuk tanaman tidak tahan air. Oleh sebab itu pengeringan dan pengaturan pengairan perlu dilakukan secermat mungkin, agar tanaman terbebas dari genangan air sehingga rimpang tidak membusuk
-          Pemupukan dilakukan dengan pupuk cair atau pupuk urea yang dilarutkan terlebih dahulu dengan takaran 1 sendok makan dilarutkan dalam 5 liter air. Sedangkan KCl diberikan satu kali saja sebagai pupuk dasar. Pemupukan selanjutnya diberikan setelah tanaman berumur 3-4 bulan dengan pupuk kandang sebanyak 1-2kg.
-          Pada awal pertumbuhan lakukan penyiraman sebanyak 2 kali sehari yakni pagi dan sore hari.

3.       Pengendalian hama/penyakit secara organik
Dalam pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal penanaman untuk menghindari serangan hamadan penyakit tersebut yang dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang komponennya sebagai berikut:
a.       Mengusahakan pertumbuhan makanan yang sehat dengan cara memilih bibit unggul, sehat, bebas dari hama dan penyakit serta bernas dan cukup umur panen
b.      Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
c.   Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap serangan hamadan penyakit
d.     Menggunakan pengendalian fisik/mekanik secara manual yaitu dengan tenaga manusia
e.     Menggunakan teknik-teknik budaya yang baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanman yang saling menunjang.
f.        Menggunakan fungsida, insektisida, herbisida alami yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yang dipanen maupun pada tanah disamping itu penggunaan bahan pestisida ini dalam keadaan darurat.

4.       Panen
-          Tanaman toga berasal dari rimpang yang siap dipanen ditandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetative (peluruhan tanaman), seperti terjadi kelayuan/perubahan warna daun dan batang yang semula hijau berubah menjadi kuning (tanaman kelihatan mati) sampai kering.
-          Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang, selanjutnya rimpang yang telah dibongkar dipisahkan dari tanah yang melekat.
-          Rimpang akan ditanam kembali (dibibitkan) jangan dibersihkan dengan air karena akan mempercepat proses pembusukan sebaiknya dibiarkan kering tanah kemudian dihampartkan di rak-rak bambu.


Penulis :  Farid Nursoba, S.ST
Sumber : Kumpulan Materi PM-PPL Kabupaten Tasikmalaya, 2012           




Tidak ada komentar:

Posting Komentar